Peralihan hak atas tanah tanah terjadi jika ada perpindahan hak kepemilikan atas tanah dari pemegang hak yang lama kepada pemegang hak yang baru. Terdapat tiga jenis peralihan hak atas tanah yang harus diperhatikan sebelum menggunakan layanan balik nama sertipikat.
Menurut peraturan perundang-undangan Pasal 37 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 disebutkan bahwa, ”Pemindahan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.”
Jenis peralihan hak atas tanah ini akan mempengaruhi proses balik nama sertipikat. Maka, sangat penting untuk memperhatikan jenis peralihan hak atas tanah terlebih dahulu sebelum memproses balik nama sertipikat agar terhindar dari drama. Bagi kamu yang ingin beli tanah atau balik nama sertipikat, menggandeng jasa layanan konsultasi hukum akan membantumu untuk mengambil langkah dengan tepat, agar di kemudian hari tidak terjebak dalam drama yang tidak perlu.
Baca Juga: Balik Nama Sertipikat Semarang
Jenis-Jenis Peralihan Hak Atas Tanah
Jenis peralihan hak atas tanah akan mempengaruhi proses balik nama dan biaya yang menyertainya. Berikut adalah jenis-jenis peralihan hak atas tanah yang harus kamu tahu.
Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Pewarisan
Pewarisan adalah tindakan pemindahan hak milik atas benda dari seseorang yang telah meninggal dunia kepada orang lain yang ditunjuknya dan/atau ditunjuk pengadilan sebagai ahli waris. Peralihan hak atas tanah melalui warisan dibuktikan dengan adanya surat waris yang dikeluarkan oleh kelurahan. Kamu bisa menghubungi kelurahan tempat dimana keluargamu berasal untuk mengurus surat waris. Peralihan Hak Atas Tanah melalui pewarisan hanya bisa dilakukan ketika pewaris telah meninggal dunia yang dibuktikan dengan surat kematian.
Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Hibah
Pengertian hibah berdasarkan Pasal 1666 KUHPerdata, hibah adalah suatu perjanjian dari si penghibah yang masih hidup, memberikan hibah dengan cuma-cuma dan tidak dapat menarik kembali dari si penerima hibah yang menerima penyerahan itu. Peralihan hak atas tanah melalui hibah dibuktikan dengan Akta Hibah.
Peralihan Hak Atas Tanah dari orang tua kepada anak-anaknya ketika orang tua masih hidup termasuk jenis peralihan hak atas tanah melalui hibah.
Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Jual Beli
Dalam KUHPerdata Pasal 1457, 1458 dan 1459 menyatakan bahwa jual beli tanah adalah suatu perjanjian dimana satu pihak mengikatkan dirinya untuk menyerahkan tanah dan pihak lainnya untuk membayar harga berdasarkan kesepakatan bersama. Peralihan hak atas tanah melalui jual beli dibuktikan dengan adanya Akta Jual Beli (AJB).